Jumat, 18 November 2011

model (e-business) dan siklus-siklus



A. Model-model e-business
1. Model Fisik
Model yang menggambarkan entity dengan tiga dimensi. Biasanya model ini berukuran lebih kecil dari aslinya. Seperti boneka, mobil-mobilan, prototype rancangan, dsb

2. Model Naratif
Model yang menjelaskan entity secara tertulis/ lisan. Model ini digunakan sehari-hari. Co/: Penjelasan tertulis komputer, penjelasan lisan melalui sistem komunikasi. 

3. Model Grafis
Model yang mewakili entitynya dengan abstraksi garis, simbol & bentuk. Seringkali disertai dengan penjelasan naratif.
Co/: laporan-laporan, alat pemecahan / analisis masalah seperti flowchart, DFD.

4. Model Matematis
Model yang disajikan dalam rumus matematika atau persamaan
Co/: BEP = TFC / P – C
BEP : Break Event Point, TFC : Total Fixed Cost, P : Price, C : Cost
Kelebihan : 
- Tidak mengenal geografis (siapa saja yg mengerti simbol matematis tentu dapat mengerti model tersebut)
- Ketepatan hubungan diantara bagian dari suatu obyek dapat dideskripsikan.
Model Sistem Umum
Sistem Fisik
1. Arus Material
2. Arus Personil
3. Arus Mesin
4. Arus Uang

Sistem Konsep
1. Sistem Simpul tertutup.
Sistem yang mempunyai simpul feedback & mekanisme kontrol.



Perusahaan bisnis yang memiliki simpul feedback & mekanisme kontrol. Simpul feedbacknya adalah informasi. Mekanisme kontrolnya adalah manajemen perusahaan. Manajemen menggunakan informasi sebagai dasar untuk membuat perubahan dalam sistem fisik.

2. Sistem simpul terbuka. 
Sistem yang tidak mempunyai simpul feedback & mekanisme kontrol.

Co/: Pemanas ruang listrik yang kecil & tidak mempunyai mekanisme pengaturan sendiri untuk memberikan temperatur ruang yang tetap. Bila pemanas ini dipasang maka akan mengeluarkan panas yg banyak atau sedikit.
 
·         5.BUsiness to business (B2B)
·         B2B adalah tipe e commerce yang mengutamakan kerjasama transaksi antar perusahaan dengan menggunakan media elektronik
·         Collaborative Commerce (C Commerce)
Dalam C Commerce, partner bisnis saling bekerjasama secara elektronik.kerjasama ini biasanya terjadi sepanjang rantai produksi suatu barang atau jasa, misalnya produsen dengan distrbutornya.
·         Bussiness to Consumers (B2C)
Pada B2C, pihak penjual adalah organisasi, sedangkan pihak pembeli biasanya individu

·         6.Consumers to business (C2B)
C2B dapat mungkin konsumen membuat request akan kebutuhannya terhadap sebuah barang atau jasa kemudian organisasi atau perusahaan bersaing untuk menyediakan barang atau jasa tersebut kepada konsumen.
·         7.Consumers to Consumers (C2C)
Transaksi antar individu seperti menjual produk atau jasa kepada individu lain
IntraBusiness Commerce
Penggunaan E Commerce dalam lingkup internal perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kinerja dan operasi
·       8 . Government to Citizens (G2C)
Pelayanan pemerintah terhadap warga negaranya melalui teknologi E Commerce, selain itu.dapat digunakan untuk kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah lain atau dengan perusahaan
·         9.Mobile Commerce
Mobile Commerce memungkinkan penggunaan E Commerce tanpa kabel, seperti mengakses internet melalui handphone.
1010. pemerintah kepada masyarakat 
sistem onlin yg memenuhi setiap kebutuhan masyarakatnya dalammemenuhin kebutuhan hidup masyarakat nya dalam business atau e-commers.

Silus produksi:


Aktivitas produksi pada umumnya adalah aktivitas mengubah bahan baku menjadi bahan jadi. Hal ini hanya terjadi pada perusahaan manufaktur(industri). Siklus produksi memiliki rangkaian aktivitas yang di selenggarakan secara bertahap.
Aktivitas-Aktivitas Siklus Produksi

• Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut ini :
• Bauran produk
• Penetapan harga produk
• Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
• Manajemen Biaya
• Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
• Perancangan Produk
• Perencanaan dan Penjadwalan
• Operasi Produksi
• Akuntansi Biaya

Perancangan Produk (Aktivitas 1)
• Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk.
• Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi.
Perencanaan dan Penjadwalan (aktivitas 2)
• Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
• Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Operasi Produksi (Aktivitas 3)
• Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya produksi.
• Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
1. Bahan baku yang digunakan
2. Jam tenaga kerja yang digunakan
3. Operasi mesin yang dilakukan
4. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi
Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
• Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
• Apakah tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
1. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
2. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
 Apakah ancaman-ancamannya ?
– Transaksi yang tidak diotorisasi
– Pencurian atau pengrusakan persediaan dan aktiva tetap
– Kesalahan pencatatan dan posting
– Kehilangan data
– Masalah tidak efisien dan pengendalian kualitas
• Apakah prosedur pengendalian itu ?
– Ramalan penjualan yang akurat dan catatan persediaan
– Otorisasi produksi
– Larangan akses ke program perencanaan produksi dan ke dokumen pesanan produksi yang kosong
– Tinjauan dan persetujuan biaya aktiva moda

Siklus HRD atau manajemen SDM:

• Apakah aktivitas-aktivitas dasar yang dilakukan dalam siklus manajement sdm ?
1. Perbarui File Induk Penggajian 
2. Perbarui Tarif dan Pemotongan pajak
3. Validasi Data Waktu dan Kehadiran
4. Mempersiapkan Penggajian
5. Membayar Gaji
6. Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan
7. Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potonagn Lain-Lain
Perbarui File Induk Penggajian (Aktivitas 1)
• Aktivitas pertama dalam siklus manajemen sumber daya manusia / penggajian melibatkan pembaruan file induk penggajian untuk mencerminkan berbagai jenis perubahan penggajian seperti: mempekerjakan orang baru, pemberhentian, perubahan tingkat gaji, atau perubahan dalam pengurangan diskresi.
• Merupakan hal yang penting untuk diperhatikan bahwa semua perubahan penggajian dimaksudkan tepat pada waktunya dan secara tepat ditampilkan dalam periode pembayaran berikutnya.
Perbarui Tarif dan Pemotongan pajak (Aktivitas 2)
• Aktivitas kedua dalam siklus manajemen sumber daya manusia / penggajian adalah memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya.
• Perubahan tersebut terjadi ketika bagian penggajian menerima pembaruan mengenai perubahan dalam tarif pajak dan pemotongan gaji lainnya dari berbagai unit pemerintah dan perusahaan asuransi.
Validasi Data Waktu dan Kehadiran (Aktivitas 3)
• Aktivitas ketiga dalam siklus penggajian adalah memvalidasi data waktu dan kehadiran pegawai.
• Informasi ini datang dalam berbagai bentuk, bergantung pada status pembayaran pegawai.
Mempersiapkan Penggajian (Aktivitas 4)

• Aktivitas keempat dalam siklus penggajian adalah mempersiapkan penggajian.
• Data mengenai jam kerja diberikan dari departemen tempat pegawai bekerja..
• Informasi tingkat gaji didapat dari file induk penggajian.
• Orang yang bertanggunjawab membuat cek pembayaran tidak dapat membuat rekord baru ke file ini.
Membayar Gaji (Aktivitas 5)
• Aktivitas kelima adalah pembayaran yang sesungguhnya atas cek gaji ke pegawai.
• Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakan cek atau dengan penyimpanan langsung gaji bersih ke rekening bank pribadi mereka.
Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan (Aktivitas 6)
• Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai secara langsung
• Hukum federal dan negara bagian juga mensyaratkan perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, hhingga ke batas maksimum tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian.
• Perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran premi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.
Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potonagn Lain-Lain (Aktivitas 7)
• Aktivitas terakhir dalam proses penggajian membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai.
• Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.

Siklus pendapatan:


Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
• Apa sajakah dari empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan ?
1 Entri pesanan penjualan 
2 Pengiriman
3 Penagihan dan Piutang Usaha
4 Penagihan Kas

Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan:
Entri Pesanan Penjualan
Proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap:
1. Mengambil pesanan dari pelanggan
2. Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan
3. Memeriksa ketersediaan persediaan
Pengiriman
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap:
1. Mengambil dan mengepak pesanan
2. Mengirim pesanan tersebut
Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan:
1. Penagihan ke para pelanggan
2. Memelihara data piutang usaha
Penagihan Kas
Langkah keempat (terakhir) dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas, melibatkan:
1. Menangani kiriman uang pelanggan
2. Menyimpannya ke bank
Siklus buku besar umum dan pelaporan keuangan

menyediakan informasi untuk serangkaian laporan keuangan mengenai suatu lingkungan akunting.
Semua sistem buku besar umum harus melaksanakan :
1. Mengumpulkan data transaksi
2. Memproses arus masuk transaksi
3. Menyimpan data transaksi
4. Melakukan pengendalian akunting
5. Menyediakan laporan keuangan
6. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data dan perkiraan transaksi

Sumber Data dan Masukan
 

Sistem buku umum menerima masukan dari berbagai macam sumber.
Sumber-sumber masukan buku besar umum adalah transaksi-transaksi keuangan yang secara tradisional telah dimasukkan ke dalam buku besar umum, yaitu :
• Tranaksi tidak rutin yang terjadi selama periode akunting.
• Transaksi penyesuaian akhir periode yang : (a) berulang dan (b) tidak berulang.
• Transaksi balikan (Reversing transaction).

Bentuk-Bentuk Masukan
 

• Sistem Manual . Dokumen sumber primer bagi system buku besar umum adalah lembar jurnal buku besar umum yang secara umum menggantikan lembar jurnal umum. Lembar jurnal biasanya disiapkan untuk setiap transaksi tidak rutin, penyesuaian, dan balikan. Lembar jurnal sering disapkan untuk meringkaskan hasil setumpuk transaksi rutin yang telah dimasukkan ke jurnal-jurnal khusus secara manual.
• Sistem Berdasarkan Komputer . Bentuknya berbeda dengan bentuk yang digunakan pada sistem manual.

Arus dan Pemrosesan Data

Dalam sistem tradisional, data transaksi mengalir ke dalam jurnal (baik jurnal khusus maupun jurnal umum), kemudian dibukukan ke buku besar pembantu, dan akhir dibukukan ke buku pembantu dan akhirnya dibukukan ke buku besar umum.
Dalam sistem berdasarkan komputer, data transaksi dimasukkan ke dari formulir dan untuk sementara disimpan di pita magnetik atau dipiringan magnetik.

Data Base
 

Data base yang menyangkut sistem buku besar umum dan pelaporan keuangan berisikan berbagai arsip induk, arsip transaksi, dan arsip riwayat. Disamping data keuangan mengenai status berjalan dan peristiwa-peristiwa yang lalu, data base juga memuat data yang dianggarkan yang berkaitan dengan operasi dan status masa depan yang direncanakan. Walaupun kandungan dan juga komposisi persisnya akan berbeda untuk setiap perusahaan arsip-arsip berikut cukup mewakili :
1. Arsip Induk Buku Besar Umum
2. Arsip Riwayat Buku Besar Umum
3. Arsip Induk Pusat Tanggungjawab
4. Arsip Induk Anggaran
5. Arsip Format Lapangan Keuangan
6. Arsip Lembar Jurnal Berjalan
7. Arsip Riwayat Lembar Jurnal.

Pengendalian Akunting
 

Sistem buku besar umum diharapkan menyediakan laporan-laporan yang andal bagi berbaga macam pengguna. Maka dari itu, sistem ini harus secara independent harus memeriksa sistem-sitem pemrosesan transaksi komponen, secara cermat memantau rangkaian transaksi non-rutin yang diterimanya dan secara akurat mencatat dan membukukan data dari semua transaksi.


SIKLUS PENGELUARAN


Siklus Pengeluaran adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total untuk pembelian dan pemeliharaan persediaan, pasokan, dan berbagai jasa yang diperlukan untuk menjalankan organisasi

Pembelian

Fungsi yang terkait dengan proses pembelian :
Gudang/Bagian Lain
Pembelian
Penerimaan
Hutang Dagang
Kasir/Pembayaran

Gudang
Pembelian terjadi karena adanya permintaan barang/bahan dari suatu bagian atau gudang karena persediaan yang ada habis. Bagian manapun dalam suatu organisasi dapat melakukan permintaan pembelian dengan mengeluarkan Surat Permintaan Pembelian (Purchase Requisition/PR). Jika pesanan sudah datang dan sudah diperiksa oleh bag. Penerimaan, bag, Gudang akan menerima laporan penerimaan untuk disetujui, jika sudah disetujui maka laporan penerimaan barang tersebut akan diberikan ke bag. Pembelian. 

Pembelian
Bagian pembelian yang menerima PR kemudian menerbitkan Purchase Order (PO) untuk dikirim ke pemasok terpilih. Selain dikirim ke pemasok, tembusannya dikirim ke bag. Penerimaan dan bag. Hutang Dagang.

Bagian Penerimaan
Bag. Penerimaan bertanggung jawab memeriksa kondisi barang yang diterima dan menyesuaikan antara Bill of Ladding yang terdapat pada barang yang dikirim dengan barang yang dipesan pada PO. Setelah diperiksa dan dibandingkan maka bag. Penerimaan harus membuat Laporan Penerimaan dan diberikan kepada bag. Gudang untuk meminta persetujuannya.

Bagian Hutang Dagang
Bagian Hutang Dagang menerima nota penerimaan, PO, PR, dan Faktur untuk dibandingkan dan kemudian membuat voucher pengeluaran kas yang akan diberikan kepada bagian Kasir. Selain kegiatan diatas dia juga melakukan kegiatan pencatatan kedalam jurnal dan buku besar.

Bagian Kasir
Setelah menerima voucher yang dilampiri oleh 4 dokumen dari bag. Hutang Dagang, Bag. Kasir mengeluarkan cek untuk pembayaran hutang.

Aplikasi Pembelian Dalam Lingkungan PDE
Pengumpulan data
Sama seperti siklus penjualan, semua data yang akan masuk ke dalam sistem harus di ubah menjadi machine readable form. Ada beberapa cara dalam mengumpulkan data, antara lain : semua dokumen PR dikumpulkan dan diberikan kepada seorang pegawai PDE untuk dientry atau tiap bagian mempunyai komputer on-line yang digunakan untuk mengisi PR secara on-line, atau yang lebih canggih, komputer dapat secara langsung membuat PR jika mendeteksi adanya kekurangan persediaan di Gudang.
Untuk bagian penerimaan juga diperlukan perubahan data, caranya adalah menempatkan unit komputer on-line di bag. Penerimaan. Jika barang datang, petugas hanya memasukkan no. PO kemudian mencocokkan dengan barang yang diterima dan membuat beberapa perubahan yang perlu.
Untuk bagian penagihan sama, cara yang paling efektif adalah petugas memasukkan no. PO ke dalam sistem, kemudian sistem akan terhubung ke file PO dan file Penerimaan, sehingga komputer akan dapat menampilkan isi dari suatu faktur. Kemudian petugas membandingkannya dengan faktur yang diterima dan membuat beberapa perubahan faktur yang ditampilkan oleh komputer.
Pemrosesan awal data
Semua data yang ada dimasukkan ke dalam sistem, digabungkan, diurut, dan di edit untuk kemudian di validasi.
Pemrosesan lanjut
Jika semua sudah valid dan beberapa perubahan yang perlu sudah dilaksanakan, maka bag. Pembelian memasukkan kode untuk mensahkan PR dan kemudian mencetak PO. Cara yang sama dilakukan pada bag. Penerimaan. Begitu pula bag. Hutang Dagang, disana faktur di cek setelah itu disahkan dengan memasukkan kode tertentu.
Update data
Dalam pemrosessan batch maupun on-line, tiap-tiap kelompok data transaksi dimasukkan kedalam suatu file transaksi.
Untuk dok. PR, PR yang telah disahkan di update ke file inventory (untuk merubah data pada field “barang sedang dipesan”). 
Untuk Laporan Penerimaan di update ke file pemasok (untuk melihat kinerja pemasok), dan file inventori (untuk menambahkan jumlah persediaan).



Judul buku: sistem informasi akutansi
Nama pengarang: sri dewi anggadini
Halaman: 165-205
Judul buku: sistem informasi akutansi
Nama pengarang dasaratha v rama
Halaman:23-26

Minggu, 23 Oktober 2011

sistem informasi akuntansi


AUDIT SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN

“Benang merah” yang d upayakan tampak dalam seluruh pembahasan tentang system informasi manajemen dalam buku ini ialah bahwa informasi sebagai salah satu resource organisasi mutlak diperlukan oleh setiap jenis organisasi guna mendukung keseluruhan proses manajerial dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah d tentukan sebelumnya. Secara implicit pernyataan di atas berarti bahwa aplikasi terpenting dari informasi tersebut ialah untuk pengambilan keputusan oleh para manajer yang menduduki berbagai eselon jabatan pimpinan dalam organisasi.
          Seperti dimaklumin, agar supaya informasi sebagai resource organisasi bermanfaat dalam proses manajemen, informasi tersebut harus memeiliki cirri kemutakhiran, kelengkapan,keandalan,akursi,daapat d percaya serta serta tersimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri jika di perlukan. Informasi yang memiliki cirri-ciri tersebut  akan sangan mendukung pengambilan keputusan yang tepat, rasional, dan cepat serta tidak lagi didasarkan hanya pada intuisi dan pengalaman meskipun kedua hal itu tetap mempunya tempat dalam proses pengam,bilan keputusan. Dengan perkataan lain, informasi yang memenuhi persyaratan di atas akan memainkan peranan penting dalam peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja suatu organisasi.
          Jelaskan bahwa agar informasi yang tersedia memenuhi cita-cita tersebut, system pengolahan data dalam organisasi tidak hanya harus berlangsusng denbgan tingkat efisiensi dan efektivitas yang setinggi mungkin, akan tetapi juga harus sedemikian rupa sehingga system tersebut benar-benar mampu memberikan dukungan yang diperlukan dan memeang diharapatkan. Dengan perkataan lain, hasil pengolahan data, yaitu informasi, bermutu tinggi serta sesuai dengan kebutuhan organisasi baik untuk kepentingan sekarang maupun untuk kepentingan di masa depan.
          Guna menjamin terwujudnya kedua hal tersebut, diperlukan audit system pengolahan data. Topic itulah yang manjadi focus pembahasan dalam bab ini yang mencangkup audit organisasi satuan kerja pengolahan data, audit proses pengolahan data, audit perangkat keras, audit perangkat lunak, dan audit sumber daya manusia.



AUDIT ORGANISASI SATUAN KRJA PENGOLAHAN DATA
          Berbagai cara dapat ditempuh untuk menetapkan bentuk pelembangaan stuan pengolahan data. Akan tetapi cara apa pun yang di temput manajemen dalam pelembangaan satuan kerja ini, prinsip yang sangant mandasar yang harus dipegang teguh ialah bahwa manajer tertinggi yang memimpin stuan kerja tersebut haruslah sedekat mungkin denga para pengambil keputusan kunci,yaitu para anggota manajemen puncak. Bahkan dalam banyak organisasi, manajemen tersebut manjadi salah seorang anggota tim manajemen puncak. pertama : satuan kerja dapat di peroleh dari suatu  status kehormatan dan berada pada eselon organisasi yang tinggi. Status demikian perlu karna di akui atau tidaknya, di kalangan manajemen adakalannya terdapat pandangan yang mangatakan bahwa hanya satuan kerja pelaksana tugas pokoklah yang pantas di perlakukan sebagai STRATEGIC BUSINESS UNIT --- SBU—karna perannya selaku PROFIT CENTERS, sedangkan satuan-satuannya pelaksana tugas yang mendukung --- termasuk satuan pengolah data--- tidak, karena tidak memberikan kontribusi langsusng kepada perolehan laba atau k untungan. Pandangan dikotomis ini sesungguhnya tidak tepat. Bahkan dapat di katakana salah karna sesungguhnya smua satuan kerja dalam organisasi harus di beri kesempatan untuk memainkan peranannya masing-masing. Peranan ini terbukti dengan peranan kuat pada pentingnya penerapan prinsip sinerji dalam menjalankan roda organisasi. Kedua : manajer tertinggi dalam lingkungan stuan kerja ngolahan data mutlak perlu mengetahui berbagai keputusan stategis yang di ambil oleh manajer punyak memahami latar blakang keputusan tersebut. Dengan demikian, manajer satuan ngolahan data mengetahui langkah-langkah tindak lanjut apa yang akan di lakukan, lebih rendah sebagai rincian dan oprasionalisasi keputusan pengolahan data dengan cepat dan tepat mengidentifikasi data yang di perlukan dan di kumpulkan dan di olah manjadi informasi. Ketiga: dengan satuannya yang tertinggi dan pengetahuan tentang implikasi berbagai keputusan yang di ambil, akan bersifat terbuka, artinya bersedia memberikan berbagai data yang di prlukan untuk di olah .
          Konfigurasi organisasi satuan kerja pengolahan data mungkin saja berbeda dari satu organisasi ke organisasi lain tergantung pada berbagai factor. Akan tetapi bagai manapun  bentuk konfigurasi tersebut, yang jelas ialah bahwa semua aspek kegiatan pengolahan data mulai dari identifikasi kebutuhan informasi dan sumber-sumbernya, analisis data, pengoprasian perangkat keras,penggunakan aneka ragam perangkat lunak, pengembangan system dan pengawasannya serta distribusi informasi memerlukan pelembagaan. Berarti bahwa jumlah manajer dan para pekerja otak (knowledge workers) dalam lingkungan satuan kerja pengolahan data tersebut tidak akan samauntuk smua jenis organisasi.


          Yang  tidak kalah pentingnya untuk di prhatikan ialah polapengambilan keputusan yang berkelanjutan dalam organisasi. Tergantung pada gaya manajerial yang domain dalam penerapannya , ada pola pengambilan keputusannya yang sifatnya sentralistik, akan tetapi ada pila yang bersifat desentratif . meskipun benar bahwa makin menyebarnya persediaan perangkat keras dan perangkat lunak dalam organisasi, berkat kehadiran berbagai jenis implikasinya ialah makin banyak orang yang mempunyai akses langsung terhadap teknologi tersebut. Logikanya dalam situasi terjadi  proliferasi(penyebaran) sarana pengolahan data, pola aesentralistik tetap di terapkan, hal demikian bias saja terjadi karena filsafat manajerial yang dianut oleh manajemen puncak ataupun karena gaya kepemimpinanannya yang cendurung brsifat otokratik.


AUDIT PROSES PENGOLAHAN DATA
          Telah umum di ketahui bahwa proses pengolahan data pada dasarnya terdiri dari empat langkah utama, yaitu pengumpulan data, analisis data, penyimpanan informasi sebagai hasil olahan, data penelusuran untuk digunakan.
Pengumpuilan data
          Kegiatan pengumpulan data sesungguhnya bermula dari identifikasi kebutuhan informasi dalam lingkungan dan seluruh jajaran organisasi. Telah dimaklumi bahwa data merupakan bahan mentah atau bahan baku yang di olah lebih lanjut sehingga bentuknya berubah manjadi informasi. Unit pengolahan data hanya mampu menghasilkan informasi yang bermutu tinggi dan sesuai dengan kebutuhan organisasi apabikla data yang di kumpulkan dan di olah juga tinggi mutunya. Oleh karena itu, segala upaya harus ditempuh menjamin bahwa data yang di kumpulkan untuk diolah memang bermutu tinggi.
          Pengalaman dan kenyataan menunjukan bahwa sumber data yang dapat digarap dapat bersifat eksternal. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus diambil dalam proses pengolahan data ialah menentaukan data apa yang diperlukan serta dimana data tersebut berada, apakah di dalam organisasi sendiri ataukah harus dicari di luat organisasi.
          Audit manajemen pengolahan data perlu meneliti hubungan timbal - balik seperti sudah terbina atau tidak teknik –teknik yang dapat digunakan untuk penelitian tersebut antara lain adalah wawancara dan kuesioner.
          Contoh – contoh data yang harus di kumpulkan dan diidentifikasi sumbernya adalah sebagai berikut ini .
1.Data di bidang politik dan berbagai kebijaksanaan pemerintah, termasuk di bidang ekonomi, industry, dan perdagangan dapat di peroleh dari berbagai instalasi pemerintahan yng secara fungsional bertanggung jawab untuk bidang –bidang tersebut.
2.Data di bidang ekonomi, seperti arak perkembangin industri, neraca perdagangan, situasi pasar untuk produk tertentu, kondisi persaingan baik domestic, regional maupun global.
3.Data tentang pasar modal, jumlah unag yang beredar, tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat dan lanjut inflansi, data- data di bidang ke uangan.
4.Data di bidang permodalan yang sumbernya adalah lembaga keuangan dan perbangkan.
5.Data di bidang ketenagakerjaan  dengan berbagai aspeknya, seperti tingkat penganggurannya ,kondisi pasaran kerja, tingkat –tingkat upah dan gaji berbagai katagori.
6.Data yang lain – lain yang di perlukan menyangkut bahan mentah atau bahan baku dapat di peroleh dari para pemasok , baik yang sudah menjadi mintar kerja perusahaan maupun yang belom tetapi berpotensi menjadi pemasok bahan yang di perlukan.
7.Data yang tidak kurang pentingnya untuk di milikinoleh suatu perusahaan adalah    data – data konsumen, pelanggan atau pengguna produk.

Analisis data
          Dapat dikatakan bahwa analisis data merupakan langkah sangat pentimg dalam kegiatan pegolahan data . ini karena, data hanya merupakan bahan mentah atau bahan baku yang tidak mempunyai nilai interistik sebagai instrument pendukng dalam menjalan kan smua kegiatan manajerial, terutama dalam mangambil keputusan, yang mempunya nialai interistik hanya informasi saja. Salah satu tugas pokoknya pengolahan data adalah menjamin bahwa baranag dan bahan yang di sampaikan kepana manajemn, baik manajemn puncak atau manajemen bargabgai bidang fungsional harus berupa informasi.
          dengan perkataan laian, kegiatan analisis data dimasukan untuk mengubah data amanajadi informasi yanag”siap pakai” bagai orang lain dalam organisasi ataupun perusahaan. Dalam hal ini ada tiga hal penting yang harus di ketahui atau di perhatikan.
Pertama:  fakta  – fakta yang dinyatakan secara tertulis, angka –angka, bagan, grafik, dan gambar – gambar, hanya memiliki ciri – ciri kemutakhiran, kelengkapan, keandalan,akuarasi dan dapat di percaya.
Kedua: mengetahun siapa saja yang mengunakan analisin ini dan mengetahun smua kegiatan yang sedang berjalan itu sendiri.
Ketiga: mengetahui apa kah informasi yang di hasilkan memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang memperlukan atau tidak informasi ini. 

Penyimpana informasi
          Penyimpanan informasi penting karna paling sedikit empat pertimbangan utama, yaitu keamana informasi,kerahasiaan informasi, biaya penyimpanan informasi, data akses terhadap informasi jika diperlukan.
Keamanan informasi. Yang di maksud dengan keamanan informasi ialah menjaga agar informasi yang sudah kita buat tidak hilang atau terhindar dari (A)berbagai kemungkina kerusakan server atau PC contohnya kebanjiran atau kebakaran kerna tempat penyimpanannya tidak tampak , dan (B) kemungkinan di curi orang atau pihat yang tidak seharusnya memiliki atau mempunyai informasi tersebut. Pencurian informasi dapat di lakukan oleh orang- orang dalam terutama apa bilain formasi tersebut dapat di jual ke pihak lain atau orang lain seperti pada pesaing ,
Kerahasiaan informasi.  Contohnya informasi hasil penelitian dan pengembangan , penjualan, dan informasi keuangan adalah beberapa dia antaranya.
Baiya penyimpanan informasi: Mengenai biaya penyimpanan informasi,itu adalah biaya seperti kita mau REG anti virus kita dengan anti virus yang baru itu biaya penyimpanan informasinya melalaui login.
Akses kepada informasi: Bahwa system pengamanan dan pemeliharaan rahasia organisasi atau perusahaan benar – benar dapat di andalkan.  Jika di temukan kelemahannya, auditor harus pula mampu memberikan saran – saran untuk menatasinya

Accounting:
sistem Informasimanajemen
pengarang: prof.dr.sandang p.siagian.m.pa
Penerbit: bumi akasara
 hal :115


SIKLUS PRODUKSI
Produksi merupakan aktivitas yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Produksi merupakan inti dari kegiatan perusahaan karena tanpa memproduksi barang atau jasa, perusahaan belum bias disebut mencapai tujuan utamanya, yaitu berupa mendapatkan keuntungan dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Pada siklus produksi terdapat rangkain kegiatan usaha dan operasi pemrosesan data yang terus terjadi,  secara berulang-ulang berkaitan dengan pembuatan produk atau jasa.

A.  Pengertian Siklus Produksi

Apakah yang dimaksud dengan siklus produksi ? siklus profuksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk mengasilkan produk atau barang secara terus-menerus. Keberadaan system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan system informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksiserta evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan.

Pada saat pengambilan keputusan, biasanya dibutuhkan banyak bahan informasi secra lebih rinci tentang biaya, dibandingkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang ditrima umum. Jadi, dalam membuat perencanaan biaya produksi, peranan system informasi akuntansi merencanakan desain siklus produksi yang mencakup data tentang biaya dan sumber daya yang tersedia untuk dijadikan pengambilan keputusan.

B.  Kegiatan Siklus produksi
Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada pada siklus akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling berkoordinasi dengan siklus lain.
Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si                            
                                                            Hal : 97
1.    Desain Produk
Desain produk merupakan langkah pertama dalam siklus produksi. Membentuk barang sesuai dengan pesanan serta memiliki syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pemesan, misalnya kualitas, ketahanan fungsi, dan dapat meminimalkan biaya produksi. Meski melalui syarat-syarat ini sering menimbulkan kontradiksi dengan bagian lainnya, namun membuat desain produk merupakan tugas yang menantang dan menarik untuk dilakukan.

a.      Dokumen, formulir, dan prosedur
Pada kegiatan desain produk, digunakan dokumen yang berkaitan dengan daftar bahan buku yaitu berisi informasi nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk. Selanjutnya, digunakan daftar oprasi yang berisikan informasi jumlah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung serta penggunaan mesin untuk memproses barang menjadi barang jadi.

b.      Peran akutansi
Peranan akutansi dalam kegiatan produksi sangat penting. Paa akuntan dapat mempengaruhi pemakaian biaya produksi serta besarnya keuntungan yang akan diperoleh apabila memproduksi barang tersebut. Namun demikian, informasi yang berasal dari akuntan harus dijadikan alat pengambilan keputusan, terutama untuk mentukan ongkos produksi. Ongkos produksi dapat ditekan misalnya dengan menggunakan jumlah komponen secara bersama-sama kepada produk berbeda berdasarkan rekomendasi dari akuntan.

2.      Perencanaan
Pada siklus produksi langkah perencanaan memiliki peranan penting. Perencanaan melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk memenuhi permintaan barang dalam jangka pendek, terutama permintaan yang mendadak , tapi tidak menggangu persedian barang di gudang. Kegiatan ini juga melakukan analisis bagaimana produksi dapat dilakukan secara efisien untuk memenuhi pesanan yang akan dating.

 
Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                        Hal : 99

3.    Operasi roduksi
produksi actual dari produk (oprasi produk), merupakan produk yang dihasilkan perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki aktivitas yang berbeda dalam memproduksi barang, namun semua perusahaan tetap sama-sam, membutuhkan data tentang bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead. Saat ini, penggunaan teknologi mendominasi perusahaan untuk memproduksi barang, misalnya mesin-mesin robot yang dikendalikan oleh computer yang secara signifikan mampu menekan ongkos produksi dan meinimalkan tingkat kesalahan produksi.

C.  Pengendalian Siklus Produksi
System informasi akutansi yang didisain dengan tepat dapat memberikan pengendalian yang berarti bagi pelaksanaan siklus produksi,pengendalian yang terkait dalam siklus produksi meliputi kegiatan adanya otorisasi yang jelas terhadap perolehan aktiva tetap dan produk yang dihasilkan, perlindungan terhadap persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, pencatatan terhadap transaksi siklus produksi yang dilakukan secara valid, adanya perlindungan dan pemeliharaan dari pencurian terhadap catatan penting siklus produksi dan yang sangat berpengaruh adalah dimana siklus produksi dapat dilakukan secara efektif dan selktif.

1.    Pengendalian desain produk

Desai produk yang dibuat tanpa menggunakan perencanaan yang matang dapat mendatangkan kerugin perusahaan. Penggunaan bahan baku khusus untuk produk yang sama dapat meningkatkan biaya pembelian yang sama .

2.    Pengendalian perencanaan

Ancaman yang biasanya muncul pada perencanaan siklus produksi adalah kelebihan produksi atau kekuragan produksi. Kelebiahan produksi dapat berakibat tingginya biaya penyimpanan.


Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                                Hal : 100-101
D.  Peranan informasi siklus produksi

Pada siklus produksi di butuhkan informasi biaya oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, peranan SIA menyiapkan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan manajemen. Manajemen sebagai pihakinternal mebutuhkan informasi biaya untuk kepentingan membuat keputusan tentang biaya yang dibutuhkan memproduksi dan bentuk produksi ynag dibuat.
Sedangkan secara eksternal, biaya harus dibandingkan dengan benar terhadap laporan keuangan. Beberapa catatan utama yang terdapat  pada system akutansi biaya secara convensionalmenunjukan pengalokasian BOP yang tidak tepat dan kinerja di pabrik tidak sesuai dengan otomatisasi yang terjadi.

1.    Alokasi yang tidak tepat terhadap biaya overhead

Jika mengacu kepada system biaya-biaya convensional, lebih banyak digerakan oleh kuantitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin yang di bebankan biaya overhead langsung kepada barang, namun dalam praktiknya, biaya overhead tidak menunjukan perubahan secra langsung sesuai dengan kuantitas produksi. Berbeda misalnya dengan biaya penjual, akan menyerap ke dalam harga yang dibayarkan oleh planggan.

2.    Ketidaksesuaian Kinerja
Sesungguhnyadalam praktik produksi modern, sasaran untamanya harus terpusat pada totalitas manajemen mutu. Para pelaksana dalam pabrik membutuhkan informasi mengenai proses produksi berlangsung, termasuk jumlah yang cacat, frekuensi kerusakan mesin, persentase barang jadi yang diselesaikan pada pengerjaan ulang, serta persentase kecacatan yang ditemukan oleh pelanggan. System informasi produksi terpisah dari system akutansi biaya, ini terjadi pada system akutansi biaya convensional. Dalam pengukuran kinerja, data biaya dan pengoprasiaan harus diintegrasi kedalam satu system.



Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                                Hal : 102-103


Kesimpulan
Siklus produksi ialah rangakaian aktivitas bisnis dan oprasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi, berkaitan dengan pembuatan produk. System informasi akutansi (SIA) memainkan peranan penting dalam siklus produksi. Informasi akutansi biaya yang akurat dan tepat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal brikut : bauran produk (apa yang akan diproduksi); penetapan harga produk; alokasi dan perencanaan sumber daya: manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi, mengevaluasi kinerja).
                     Aktivitas siklus produksi terdiri atas desain produk, perencanaan dan penjadwalan, oprasi produk, akutansi biaya, aktiva tetap harus diberikan kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan priodik data base aktiva tetap. Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik, memberikan pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi sebagai berikut:
·         Semua produksi dan peroleha aktiva tetap diotorisasikan dengan baik
·         Persedian barang dalam proses dan aktova tetap terjaga
·         Siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat
·         Siklus produksi dicatat dengan akuarat
·         Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.



Judul buku: system informasi akuntansi, 
penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si 
 
Siklus Produksi adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data terkait dengan pabrikasi suatu produk.
aktivitas dasar dalam siklus produksi :
1. Perancangan Produk
Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk merancang suatu produk yang sesuai kebutuhan konsumen tentang kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas dengan tetap meminimalkan biaya produksi.
2. Perencanaan dan penjadualan
Tujuan langkah ini adalah perencanaan produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa terjadi kelebihan persediaan produk jadi.
3. Operasi Produksi
Tujuan langkah ini adalah perencanaan produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa terjadi kelebihan persediaan produk jadi.
Akuntansi Biaya

Tujuan siklus produksi ;

Mengendalikan aktivitas produksi.
Mengendalikan persediaan: baik bahan baku maupun barang jadi.
Menjamin validitas dokumen produksi
Menjamin keandalan pembukuan dan pelaporan aktivitas produksi.
Menjamin keamanan data dan informasi produksi dan ketepatan pelaporan.
Menjamin efektifitas dan efisiensi aktivitas produksi.

Ancaman terhadap siklus produksi

Desain produk tidak tepat
Kelebihan/kekurangan produksi
Kesalahan investasi aktiva tetap untuk aktivitas produksi
Pencurian atau gangguan persediaan dan aktiva tetap.
Gangguan proses produksi
Laporan aktivitas produksi tidak akurat


Judul buku : Sistem Akutansi informasi

Penerbit :Graha Ilmu


        Dibandingkan dengan buku teks sejenis, buku SIA ini menekankan pada aspek pemahaman mahasiswa akan konsep sistem dan pengendalian akutansi, sehingga nantinya mahasiswa mampu mengembangkan dan mengevaluasi aplikasi akutansi dan penyelesaian masalah. Selain itu, buku ini memuat isi yang relevan dengan kondisi terbaru seperti Sarbanes-Oxley Act, Panduan Terbaru International Federation of Accountants (IFAC) Nomor 11 yang mengidentifikasi topik teknologi informasi terbaru dalam kurikulum akuntansi dan pentingnya pengendalian internal (internal control) seperti yang tercermin dalam Kerangka Pengendalian Internal COSO. Dengan dilengkapi dengan contoh-contoh kasus dan pendekatan problem solving, maka pembaca dapat semakin memahami, mengingat, dan menerapkan berbagai konsep yang dikemukakan dalam buku ini.

COSO
The Comitte of Sponsoring Organizations of the treadway commission’s
(COSO) dibentuk pada tahun 1985 sebagai alinasi dari 5 (lima) organisasi
professional. Organisasi tersebut terdiri dari American Accounting Association,
American Instititue of Certified Public Accountants, Financial Executives
International, Instititute of Management Accountants, dan The Institute of
Internal Auditors. Koalisi ini didirikan untuk menyatukan pandangan dalam
komunitas bisnis berkaitan dengan isu-isu seputar pelaporan keuangan yang
mengandung fraud.
Pada tahun 1992, COSO menyusun dan menerbitkan internal control
integrated framework yang berisi rumusan definisi pengendalian intern,
pedoman penilaian, serta perbaikan terhadap sistem pengendalian intern.
Kerangka ini diterima sebagai acuan umum pengendalian intern, yang
penggunaannya mencakup penentuan tujuan pengendalian pelaporan keuangan
dan proses operasional dalam konteks organisasional, sehingga perbaikan dan
kontrol dapat dilakukan secara menyeluruh. Struktur pengendalian intern
menurut COSO mencakup aktivitas pengendalian terkait pengendalian dengan
pemrosesan informasi yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pada tahun 2004, COSO mengembangkan internal control integrated
framework dengan menambahkan cakupan tentang manajemen dan strategi
risiko yang selanjutnya dikenal dengan pendekatan enterprise risk management
(ERM). Menurut kerangka tersebut, pengendalian intern merupakan bagian integral dari manajemen risiko.

Tujuan Pembentukan
COSO mendefinisikan pengendalian intern sebagai, “sebuah proses yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan pegawai perusahaan lainnya
yang dibentuk untuk menyediakan keyakinan yang memadai/wajar berkaitan
dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut:
Efektifitas dan efisiensi aktivitas operasi
Kendali ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan yang efektif dan
efisien atas sumber daya organisasi, hal ini mencakup personil untuk
mengotimalkan sasaran perusahaan. Bagian penting dari kendali ini adalah
informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan internal.
Kehandalan pelaporan keuangan
Secara legal dan profesional manajemen bertanggungjawab untuk
menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditur, dan para pemakai
lainnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut maka diperlukan
adanya kendali untuk memastikan bahwa informasi tersebut disiapkan secara
wajar menurut prinsip akuntansi yang berlaku secara umum (PAYBU).
Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Konsekuensi logis dari pendirian suatu organisasi yang berorientasi publik
adalah kewajiban legal, organisasi diwajibkan untuk mematuhi aturan hukum
dan berbagai peraturan yang berlaku (misal, UU Pajak dan peraturan Bursa
Efek). Kendali ini memiliki nilai penting dalam rangka memastikan bahwa
oraganisasi dalam kelangsungan telah mematuhi dan taat terhadap hukum
dan peraturan tersebut.
Pengamanan aset entitas
Terkait dengan tujuan pelaporan publik manajemen, ditambahkan kategori
baru yaitu pengamanan aset entitas. Nilai penting dari kendali ini adalah
mencegah terjadinya akuisisi, penggunaan atau pemindahan aset yang tidak
terotorisasi yang dapat memiliki efek material terhadap laporan keuangan.
Secara garis besar, COSO menghadirkan suatu kerangka kerja yang
integral terkait dengan definisi pengendalian intern, komponen-komponennya,
dan kriteria pengendalian intern yang dapat dievaluasi.
Pengendalian internal terdiri dari 5 komponen yang saling berhubungan.
Komponen-komponen tersebut memberikan kerangka kerja yang efektif untuk
menjelaskan dan menganalisa sistem pengendalian internal yang
diimplementasikan dalam suatu organisasi. Komponen-komponen tersebut,
adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Aktifitas pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan.
Penilaian Risiko
Setiap organisasi dalam mencapai tujuannya menghadapi berbagai macam risiko
baik eksternal maupun internal. Resiko ini bermacam-macam dilihat dari dampak
ataupun tingkat keseringan terjadinya, misalkan resiko kebakaran tentu berbeda
dengan resiko pencurian dana kas di cash register tentu berbeda dampak dan
frekuensi terjadinya. Penilaian risiko merupakan tindakan yang penting untuk
menentukan pengelolaan risiko.
Aspek-aspek penilaian resiko adalah sebagai beikut:
1. Tujuan
Tujuan entitas dapat bersifat eksplisit atau implisit, biasanya tercermin dalam
misi atau nilai entitas. Lebih spesifik lagi, tujuan terdapat dalam rencana
strategis perusahaan yang merupakan tujuan tingkat entitas. Tujuan ini
kemudian dikaitkan dengan tujuan tingkat aktifitas. Kategori tujuan terdiri dari :
a) Tujuan operasi, memasukkan unsur efektif dan efisien termasuk juga tujuan
kinerja dan tujuan laba dan pengamanan terhadap sumber daya
b) Tujuan pelaporan keuangan, yang menitikberatkan pada penyusunan laporan
keuangan yang andal sesuai dengan standar
c) Tujuan Kepatuhan, yang menitikberatkan pada ketaatan kepada hukum dan
peraturan yang berlaku
2. Identifikasi dan analisa resiko
Identifikasi dan analisa resiko harus bisa mencakup semua resiko yang
signifikan dalam pencapaian tujuan. Proses identifikasi dan analisa resiko
biasanya berulang-ulang dan terintegrasi dalam proses perencanaan.
a. Resiko tingkat entitas
Resiko ini bersumber dari internal dan eksternal perusahaan, entitas harus
bisa mendeteksi resiko semacam ini, berikut resiko-resiko entitas baik internal
maupun eksternal :
b. Resiko tingkat aktifitas
Semua aktifitas yang signifikan harus diidentifikasikan resiko yang mungkin
timbul. Resiko aktifitas sendiri mungkin signifikan atau tidak, relevan atau
tidak. Dalam identifikasi dan analisis resiko penting untuk memperhatikan
dampak yang ditimbulkan resiko dan frekuensi resiko terjadi.
3. Manajemen perubahan
Setiap entitas harus mempunyai sebuah prosedur, baik formal atau informal,
untuk mengidentifikasikan kondisi-kondisi yang menghalangi kemampuan
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Mekanisme ini harus mampu mengantisipasi perubahan yang signifikan untuk dapat menghindari masalah
atau memanfaatkan peluang yang muncul dari perubahan itu.

Pengarang        : Dasaratha V. Rama, Frederick L. Jones
Judul                  : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Edisi 2
Bab 4 Mengenali Risiko dan Pengendalian dalam Proses Bisnis;