Minggu, 23 Oktober 2011

sistem informasi akuntansi


AUDIT SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN

“Benang merah” yang d upayakan tampak dalam seluruh pembahasan tentang system informasi manajemen dalam buku ini ialah bahwa informasi sebagai salah satu resource organisasi mutlak diperlukan oleh setiap jenis organisasi guna mendukung keseluruhan proses manajerial dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah d tentukan sebelumnya. Secara implicit pernyataan di atas berarti bahwa aplikasi terpenting dari informasi tersebut ialah untuk pengambilan keputusan oleh para manajer yang menduduki berbagai eselon jabatan pimpinan dalam organisasi.
          Seperti dimaklumin, agar supaya informasi sebagai resource organisasi bermanfaat dalam proses manajemen, informasi tersebut harus memeiliki cirri kemutakhiran, kelengkapan,keandalan,akursi,daapat d percaya serta serta tersimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri jika di perlukan. Informasi yang memiliki cirri-ciri tersebut  akan sangan mendukung pengambilan keputusan yang tepat, rasional, dan cepat serta tidak lagi didasarkan hanya pada intuisi dan pengalaman meskipun kedua hal itu tetap mempunya tempat dalam proses pengam,bilan keputusan. Dengan perkataan lain, informasi yang memenuhi persyaratan di atas akan memainkan peranan penting dalam peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja suatu organisasi.
          Jelaskan bahwa agar informasi yang tersedia memenuhi cita-cita tersebut, system pengolahan data dalam organisasi tidak hanya harus berlangsusng denbgan tingkat efisiensi dan efektivitas yang setinggi mungkin, akan tetapi juga harus sedemikian rupa sehingga system tersebut benar-benar mampu memberikan dukungan yang diperlukan dan memeang diharapatkan. Dengan perkataan lain, hasil pengolahan data, yaitu informasi, bermutu tinggi serta sesuai dengan kebutuhan organisasi baik untuk kepentingan sekarang maupun untuk kepentingan di masa depan.
          Guna menjamin terwujudnya kedua hal tersebut, diperlukan audit system pengolahan data. Topic itulah yang manjadi focus pembahasan dalam bab ini yang mencangkup audit organisasi satuan kerja pengolahan data, audit proses pengolahan data, audit perangkat keras, audit perangkat lunak, dan audit sumber daya manusia.



AUDIT ORGANISASI SATUAN KRJA PENGOLAHAN DATA
          Berbagai cara dapat ditempuh untuk menetapkan bentuk pelembangaan stuan pengolahan data. Akan tetapi cara apa pun yang di temput manajemen dalam pelembangaan satuan kerja ini, prinsip yang sangant mandasar yang harus dipegang teguh ialah bahwa manajer tertinggi yang memimpin stuan kerja tersebut haruslah sedekat mungkin denga para pengambil keputusan kunci,yaitu para anggota manajemen puncak. Bahkan dalam banyak organisasi, manajemen tersebut manjadi salah seorang anggota tim manajemen puncak. pertama : satuan kerja dapat di peroleh dari suatu  status kehormatan dan berada pada eselon organisasi yang tinggi. Status demikian perlu karna di akui atau tidaknya, di kalangan manajemen adakalannya terdapat pandangan yang mangatakan bahwa hanya satuan kerja pelaksana tugas pokoklah yang pantas di perlakukan sebagai STRATEGIC BUSINESS UNIT --- SBU—karna perannya selaku PROFIT CENTERS, sedangkan satuan-satuannya pelaksana tugas yang mendukung --- termasuk satuan pengolah data--- tidak, karena tidak memberikan kontribusi langsusng kepada perolehan laba atau k untungan. Pandangan dikotomis ini sesungguhnya tidak tepat. Bahkan dapat di katakana salah karna sesungguhnya smua satuan kerja dalam organisasi harus di beri kesempatan untuk memainkan peranannya masing-masing. Peranan ini terbukti dengan peranan kuat pada pentingnya penerapan prinsip sinerji dalam menjalankan roda organisasi. Kedua : manajer tertinggi dalam lingkungan stuan kerja ngolahan data mutlak perlu mengetahui berbagai keputusan stategis yang di ambil oleh manajer punyak memahami latar blakang keputusan tersebut. Dengan demikian, manajer satuan ngolahan data mengetahui langkah-langkah tindak lanjut apa yang akan di lakukan, lebih rendah sebagai rincian dan oprasionalisasi keputusan pengolahan data dengan cepat dan tepat mengidentifikasi data yang di perlukan dan di kumpulkan dan di olah manjadi informasi. Ketiga: dengan satuannya yang tertinggi dan pengetahuan tentang implikasi berbagai keputusan yang di ambil, akan bersifat terbuka, artinya bersedia memberikan berbagai data yang di prlukan untuk di olah .
          Konfigurasi organisasi satuan kerja pengolahan data mungkin saja berbeda dari satu organisasi ke organisasi lain tergantung pada berbagai factor. Akan tetapi bagai manapun  bentuk konfigurasi tersebut, yang jelas ialah bahwa semua aspek kegiatan pengolahan data mulai dari identifikasi kebutuhan informasi dan sumber-sumbernya, analisis data, pengoprasian perangkat keras,penggunakan aneka ragam perangkat lunak, pengembangan system dan pengawasannya serta distribusi informasi memerlukan pelembagaan. Berarti bahwa jumlah manajer dan para pekerja otak (knowledge workers) dalam lingkungan satuan kerja pengolahan data tersebut tidak akan samauntuk smua jenis organisasi.


          Yang  tidak kalah pentingnya untuk di prhatikan ialah polapengambilan keputusan yang berkelanjutan dalam organisasi. Tergantung pada gaya manajerial yang domain dalam penerapannya , ada pola pengambilan keputusannya yang sifatnya sentralistik, akan tetapi ada pila yang bersifat desentratif . meskipun benar bahwa makin menyebarnya persediaan perangkat keras dan perangkat lunak dalam organisasi, berkat kehadiran berbagai jenis implikasinya ialah makin banyak orang yang mempunyai akses langsung terhadap teknologi tersebut. Logikanya dalam situasi terjadi  proliferasi(penyebaran) sarana pengolahan data, pola aesentralistik tetap di terapkan, hal demikian bias saja terjadi karena filsafat manajerial yang dianut oleh manajemen puncak ataupun karena gaya kepemimpinanannya yang cendurung brsifat otokratik.


AUDIT PROSES PENGOLAHAN DATA
          Telah umum di ketahui bahwa proses pengolahan data pada dasarnya terdiri dari empat langkah utama, yaitu pengumpulan data, analisis data, penyimpanan informasi sebagai hasil olahan, data penelusuran untuk digunakan.
Pengumpuilan data
          Kegiatan pengumpulan data sesungguhnya bermula dari identifikasi kebutuhan informasi dalam lingkungan dan seluruh jajaran organisasi. Telah dimaklumi bahwa data merupakan bahan mentah atau bahan baku yang di olah lebih lanjut sehingga bentuknya berubah manjadi informasi. Unit pengolahan data hanya mampu menghasilkan informasi yang bermutu tinggi dan sesuai dengan kebutuhan organisasi apabikla data yang di kumpulkan dan di olah juga tinggi mutunya. Oleh karena itu, segala upaya harus ditempuh menjamin bahwa data yang di kumpulkan untuk diolah memang bermutu tinggi.
          Pengalaman dan kenyataan menunjukan bahwa sumber data yang dapat digarap dapat bersifat eksternal. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus diambil dalam proses pengolahan data ialah menentaukan data apa yang diperlukan serta dimana data tersebut berada, apakah di dalam organisasi sendiri ataukah harus dicari di luat organisasi.
          Audit manajemen pengolahan data perlu meneliti hubungan timbal - balik seperti sudah terbina atau tidak teknik –teknik yang dapat digunakan untuk penelitian tersebut antara lain adalah wawancara dan kuesioner.
          Contoh – contoh data yang harus di kumpulkan dan diidentifikasi sumbernya adalah sebagai berikut ini .
1.Data di bidang politik dan berbagai kebijaksanaan pemerintah, termasuk di bidang ekonomi, industry, dan perdagangan dapat di peroleh dari berbagai instalasi pemerintahan yng secara fungsional bertanggung jawab untuk bidang –bidang tersebut.
2.Data di bidang ekonomi, seperti arak perkembangin industri, neraca perdagangan, situasi pasar untuk produk tertentu, kondisi persaingan baik domestic, regional maupun global.
3.Data tentang pasar modal, jumlah unag yang beredar, tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat dan lanjut inflansi, data- data di bidang ke uangan.
4.Data di bidang permodalan yang sumbernya adalah lembaga keuangan dan perbangkan.
5.Data di bidang ketenagakerjaan  dengan berbagai aspeknya, seperti tingkat penganggurannya ,kondisi pasaran kerja, tingkat –tingkat upah dan gaji berbagai katagori.
6.Data yang lain – lain yang di perlukan menyangkut bahan mentah atau bahan baku dapat di peroleh dari para pemasok , baik yang sudah menjadi mintar kerja perusahaan maupun yang belom tetapi berpotensi menjadi pemasok bahan yang di perlukan.
7.Data yang tidak kurang pentingnya untuk di milikinoleh suatu perusahaan adalah    data – data konsumen, pelanggan atau pengguna produk.

Analisis data
          Dapat dikatakan bahwa analisis data merupakan langkah sangat pentimg dalam kegiatan pegolahan data . ini karena, data hanya merupakan bahan mentah atau bahan baku yang tidak mempunyai nilai interistik sebagai instrument pendukng dalam menjalan kan smua kegiatan manajerial, terutama dalam mangambil keputusan, yang mempunya nialai interistik hanya informasi saja. Salah satu tugas pokoknya pengolahan data adalah menjamin bahwa baranag dan bahan yang di sampaikan kepana manajemn, baik manajemn puncak atau manajemen bargabgai bidang fungsional harus berupa informasi.
          dengan perkataan laian, kegiatan analisis data dimasukan untuk mengubah data amanajadi informasi yanag”siap pakai” bagai orang lain dalam organisasi ataupun perusahaan. Dalam hal ini ada tiga hal penting yang harus di ketahui atau di perhatikan.
Pertama:  fakta  – fakta yang dinyatakan secara tertulis, angka –angka, bagan, grafik, dan gambar – gambar, hanya memiliki ciri – ciri kemutakhiran, kelengkapan, keandalan,akuarasi dan dapat di percaya.
Kedua: mengetahun siapa saja yang mengunakan analisin ini dan mengetahun smua kegiatan yang sedang berjalan itu sendiri.
Ketiga: mengetahui apa kah informasi yang di hasilkan memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang memperlukan atau tidak informasi ini. 

Penyimpana informasi
          Penyimpanan informasi penting karna paling sedikit empat pertimbangan utama, yaitu keamana informasi,kerahasiaan informasi, biaya penyimpanan informasi, data akses terhadap informasi jika diperlukan.
Keamanan informasi. Yang di maksud dengan keamanan informasi ialah menjaga agar informasi yang sudah kita buat tidak hilang atau terhindar dari (A)berbagai kemungkina kerusakan server atau PC contohnya kebanjiran atau kebakaran kerna tempat penyimpanannya tidak tampak , dan (B) kemungkinan di curi orang atau pihat yang tidak seharusnya memiliki atau mempunyai informasi tersebut. Pencurian informasi dapat di lakukan oleh orang- orang dalam terutama apa bilain formasi tersebut dapat di jual ke pihak lain atau orang lain seperti pada pesaing ,
Kerahasiaan informasi.  Contohnya informasi hasil penelitian dan pengembangan , penjualan, dan informasi keuangan adalah beberapa dia antaranya.
Baiya penyimpanan informasi: Mengenai biaya penyimpanan informasi,itu adalah biaya seperti kita mau REG anti virus kita dengan anti virus yang baru itu biaya penyimpanan informasinya melalaui login.
Akses kepada informasi: Bahwa system pengamanan dan pemeliharaan rahasia organisasi atau perusahaan benar – benar dapat di andalkan.  Jika di temukan kelemahannya, auditor harus pula mampu memberikan saran – saran untuk menatasinya

Accounting:
sistem Informasimanajemen
pengarang: prof.dr.sandang p.siagian.m.pa
Penerbit: bumi akasara
 hal :115


SIKLUS PRODUKSI
Produksi merupakan aktivitas yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Produksi merupakan inti dari kegiatan perusahaan karena tanpa memproduksi barang atau jasa, perusahaan belum bias disebut mencapai tujuan utamanya, yaitu berupa mendapatkan keuntungan dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Pada siklus produksi terdapat rangkain kegiatan usaha dan operasi pemrosesan data yang terus terjadi,  secara berulang-ulang berkaitan dengan pembuatan produk atau jasa.

A.  Pengertian Siklus Produksi

Apakah yang dimaksud dengan siklus produksi ? siklus profuksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk mengasilkan produk atau barang secara terus-menerus. Keberadaan system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan system informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksiserta evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan.

Pada saat pengambilan keputusan, biasanya dibutuhkan banyak bahan informasi secra lebih rinci tentang biaya, dibandingkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang ditrima umum. Jadi, dalam membuat perencanaan biaya produksi, peranan system informasi akuntansi merencanakan desain siklus produksi yang mencakup data tentang biaya dan sumber daya yang tersedia untuk dijadikan pengambilan keputusan.

B.  Kegiatan Siklus produksi
Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada pada siklus akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling berkoordinasi dengan siklus lain.
Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si                            
                                                            Hal : 97
1.    Desain Produk
Desain produk merupakan langkah pertama dalam siklus produksi. Membentuk barang sesuai dengan pesanan serta memiliki syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pemesan, misalnya kualitas, ketahanan fungsi, dan dapat meminimalkan biaya produksi. Meski melalui syarat-syarat ini sering menimbulkan kontradiksi dengan bagian lainnya, namun membuat desain produk merupakan tugas yang menantang dan menarik untuk dilakukan.

a.      Dokumen, formulir, dan prosedur
Pada kegiatan desain produk, digunakan dokumen yang berkaitan dengan daftar bahan buku yaitu berisi informasi nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk. Selanjutnya, digunakan daftar oprasi yang berisikan informasi jumlah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung serta penggunaan mesin untuk memproses barang menjadi barang jadi.

b.      Peran akutansi
Peranan akutansi dalam kegiatan produksi sangat penting. Paa akuntan dapat mempengaruhi pemakaian biaya produksi serta besarnya keuntungan yang akan diperoleh apabila memproduksi barang tersebut. Namun demikian, informasi yang berasal dari akuntan harus dijadikan alat pengambilan keputusan, terutama untuk mentukan ongkos produksi. Ongkos produksi dapat ditekan misalnya dengan menggunakan jumlah komponen secara bersama-sama kepada produk berbeda berdasarkan rekomendasi dari akuntan.

2.      Perencanaan
Pada siklus produksi langkah perencanaan memiliki peranan penting. Perencanaan melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk memenuhi permintaan barang dalam jangka pendek, terutama permintaan yang mendadak , tapi tidak menggangu persedian barang di gudang. Kegiatan ini juga melakukan analisis bagaimana produksi dapat dilakukan secara efisien untuk memenuhi pesanan yang akan dating.

 
Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                        Hal : 99

3.    Operasi roduksi
produksi actual dari produk (oprasi produk), merupakan produk yang dihasilkan perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki aktivitas yang berbeda dalam memproduksi barang, namun semua perusahaan tetap sama-sam, membutuhkan data tentang bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead. Saat ini, penggunaan teknologi mendominasi perusahaan untuk memproduksi barang, misalnya mesin-mesin robot yang dikendalikan oleh computer yang secara signifikan mampu menekan ongkos produksi dan meinimalkan tingkat kesalahan produksi.

C.  Pengendalian Siklus Produksi
System informasi akutansi yang didisain dengan tepat dapat memberikan pengendalian yang berarti bagi pelaksanaan siklus produksi,pengendalian yang terkait dalam siklus produksi meliputi kegiatan adanya otorisasi yang jelas terhadap perolehan aktiva tetap dan produk yang dihasilkan, perlindungan terhadap persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, pencatatan terhadap transaksi siklus produksi yang dilakukan secara valid, adanya perlindungan dan pemeliharaan dari pencurian terhadap catatan penting siklus produksi dan yang sangat berpengaruh adalah dimana siklus produksi dapat dilakukan secara efektif dan selktif.

1.    Pengendalian desain produk

Desai produk yang dibuat tanpa menggunakan perencanaan yang matang dapat mendatangkan kerugin perusahaan. Penggunaan bahan baku khusus untuk produk yang sama dapat meningkatkan biaya pembelian yang sama .

2.    Pengendalian perencanaan

Ancaman yang biasanya muncul pada perencanaan siklus produksi adalah kelebihan produksi atau kekuragan produksi. Kelebiahan produksi dapat berakibat tingginya biaya penyimpanan.


Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                                Hal : 100-101
D.  Peranan informasi siklus produksi

Pada siklus produksi di butuhkan informasi biaya oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, peranan SIA menyiapkan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan manajemen. Manajemen sebagai pihakinternal mebutuhkan informasi biaya untuk kepentingan membuat keputusan tentang biaya yang dibutuhkan memproduksi dan bentuk produksi ynag dibuat.
Sedangkan secara eksternal, biaya harus dibandingkan dengan benar terhadap laporan keuangan. Beberapa catatan utama yang terdapat  pada system akutansi biaya secara convensionalmenunjukan pengalokasian BOP yang tidak tepat dan kinerja di pabrik tidak sesuai dengan otomatisasi yang terjadi.

1.    Alokasi yang tidak tepat terhadap biaya overhead

Jika mengacu kepada system biaya-biaya convensional, lebih banyak digerakan oleh kuantitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin yang di bebankan biaya overhead langsung kepada barang, namun dalam praktiknya, biaya overhead tidak menunjukan perubahan secra langsung sesuai dengan kuantitas produksi. Berbeda misalnya dengan biaya penjual, akan menyerap ke dalam harga yang dibayarkan oleh planggan.

2.    Ketidaksesuaian Kinerja
Sesungguhnyadalam praktik produksi modern, sasaran untamanya harus terpusat pada totalitas manajemen mutu. Para pelaksana dalam pabrik membutuhkan informasi mengenai proses produksi berlangsung, termasuk jumlah yang cacat, frekuensi kerusakan mesin, persentase barang jadi yang diselesaikan pada pengerjaan ulang, serta persentase kecacatan yang ditemukan oleh pelanggan. System informasi produksi terpisah dari system akutansi biaya, ini terjadi pada system akutansi biaya convensional. Dalam pengukuran kinerja, data biaya dan pengoprasiaan harus diintegrasi kedalam satu system.



Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                                Hal : 102-103


Kesimpulan
Siklus produksi ialah rangakaian aktivitas bisnis dan oprasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi, berkaitan dengan pembuatan produk. System informasi akutansi (SIA) memainkan peranan penting dalam siklus produksi. Informasi akutansi biaya yang akurat dan tepat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal brikut : bauran produk (apa yang akan diproduksi); penetapan harga produk; alokasi dan perencanaan sumber daya: manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi, mengevaluasi kinerja).
                     Aktivitas siklus produksi terdiri atas desain produk, perencanaan dan penjadwalan, oprasi produk, akutansi biaya, aktiva tetap harus diberikan kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan priodik data base aktiva tetap. Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik, memberikan pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi sebagai berikut:
·         Semua produksi dan peroleha aktiva tetap diotorisasikan dengan baik
·         Persedian barang dalam proses dan aktova tetap terjaga
·         Siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat
·         Siklus produksi dicatat dengan akuarat
·         Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.



Judul buku: system informasi akuntansi, 
penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si 
 
Siklus Produksi adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data terkait dengan pabrikasi suatu produk.
aktivitas dasar dalam siklus produksi :
1. Perancangan Produk
Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk merancang suatu produk yang sesuai kebutuhan konsumen tentang kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas dengan tetap meminimalkan biaya produksi.
2. Perencanaan dan penjadualan
Tujuan langkah ini adalah perencanaan produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa terjadi kelebihan persediaan produk jadi.
3. Operasi Produksi
Tujuan langkah ini adalah perencanaan produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa terjadi kelebihan persediaan produk jadi.
Akuntansi Biaya

Tujuan siklus produksi ;

Mengendalikan aktivitas produksi.
Mengendalikan persediaan: baik bahan baku maupun barang jadi.
Menjamin validitas dokumen produksi
Menjamin keandalan pembukuan dan pelaporan aktivitas produksi.
Menjamin keamanan data dan informasi produksi dan ketepatan pelaporan.
Menjamin efektifitas dan efisiensi aktivitas produksi.

Ancaman terhadap siklus produksi

Desain produk tidak tepat
Kelebihan/kekurangan produksi
Kesalahan investasi aktiva tetap untuk aktivitas produksi
Pencurian atau gangguan persediaan dan aktiva tetap.
Gangguan proses produksi
Laporan aktivitas produksi tidak akurat


Judul buku : Sistem Akutansi informasi

Penerbit :Graha Ilmu


        Dibandingkan dengan buku teks sejenis, buku SIA ini menekankan pada aspek pemahaman mahasiswa akan konsep sistem dan pengendalian akutansi, sehingga nantinya mahasiswa mampu mengembangkan dan mengevaluasi aplikasi akutansi dan penyelesaian masalah. Selain itu, buku ini memuat isi yang relevan dengan kondisi terbaru seperti Sarbanes-Oxley Act, Panduan Terbaru International Federation of Accountants (IFAC) Nomor 11 yang mengidentifikasi topik teknologi informasi terbaru dalam kurikulum akuntansi dan pentingnya pengendalian internal (internal control) seperti yang tercermin dalam Kerangka Pengendalian Internal COSO. Dengan dilengkapi dengan contoh-contoh kasus dan pendekatan problem solving, maka pembaca dapat semakin memahami, mengingat, dan menerapkan berbagai konsep yang dikemukakan dalam buku ini.

COSO
The Comitte of Sponsoring Organizations of the treadway commission’s
(COSO) dibentuk pada tahun 1985 sebagai alinasi dari 5 (lima) organisasi
professional. Organisasi tersebut terdiri dari American Accounting Association,
American Instititue of Certified Public Accountants, Financial Executives
International, Instititute of Management Accountants, dan The Institute of
Internal Auditors. Koalisi ini didirikan untuk menyatukan pandangan dalam
komunitas bisnis berkaitan dengan isu-isu seputar pelaporan keuangan yang
mengandung fraud.
Pada tahun 1992, COSO menyusun dan menerbitkan internal control
integrated framework yang berisi rumusan definisi pengendalian intern,
pedoman penilaian, serta perbaikan terhadap sistem pengendalian intern.
Kerangka ini diterima sebagai acuan umum pengendalian intern, yang
penggunaannya mencakup penentuan tujuan pengendalian pelaporan keuangan
dan proses operasional dalam konteks organisasional, sehingga perbaikan dan
kontrol dapat dilakukan secara menyeluruh. Struktur pengendalian intern
menurut COSO mencakup aktivitas pengendalian terkait pengendalian dengan
pemrosesan informasi yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pada tahun 2004, COSO mengembangkan internal control integrated
framework dengan menambahkan cakupan tentang manajemen dan strategi
risiko yang selanjutnya dikenal dengan pendekatan enterprise risk management
(ERM). Menurut kerangka tersebut, pengendalian intern merupakan bagian integral dari manajemen risiko.

Tujuan Pembentukan
COSO mendefinisikan pengendalian intern sebagai, “sebuah proses yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan pegawai perusahaan lainnya
yang dibentuk untuk menyediakan keyakinan yang memadai/wajar berkaitan
dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut:
Efektifitas dan efisiensi aktivitas operasi
Kendali ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan yang efektif dan
efisien atas sumber daya organisasi, hal ini mencakup personil untuk
mengotimalkan sasaran perusahaan. Bagian penting dari kendali ini adalah
informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan internal.
Kehandalan pelaporan keuangan
Secara legal dan profesional manajemen bertanggungjawab untuk
menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditur, dan para pemakai
lainnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut maka diperlukan
adanya kendali untuk memastikan bahwa informasi tersebut disiapkan secara
wajar menurut prinsip akuntansi yang berlaku secara umum (PAYBU).
Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Konsekuensi logis dari pendirian suatu organisasi yang berorientasi publik
adalah kewajiban legal, organisasi diwajibkan untuk mematuhi aturan hukum
dan berbagai peraturan yang berlaku (misal, UU Pajak dan peraturan Bursa
Efek). Kendali ini memiliki nilai penting dalam rangka memastikan bahwa
oraganisasi dalam kelangsungan telah mematuhi dan taat terhadap hukum
dan peraturan tersebut.
Pengamanan aset entitas
Terkait dengan tujuan pelaporan publik manajemen, ditambahkan kategori
baru yaitu pengamanan aset entitas. Nilai penting dari kendali ini adalah
mencegah terjadinya akuisisi, penggunaan atau pemindahan aset yang tidak
terotorisasi yang dapat memiliki efek material terhadap laporan keuangan.
Secara garis besar, COSO menghadirkan suatu kerangka kerja yang
integral terkait dengan definisi pengendalian intern, komponen-komponennya,
dan kriteria pengendalian intern yang dapat dievaluasi.
Pengendalian internal terdiri dari 5 komponen yang saling berhubungan.
Komponen-komponen tersebut memberikan kerangka kerja yang efektif untuk
menjelaskan dan menganalisa sistem pengendalian internal yang
diimplementasikan dalam suatu organisasi. Komponen-komponen tersebut,
adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Aktifitas pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan.
Penilaian Risiko
Setiap organisasi dalam mencapai tujuannya menghadapi berbagai macam risiko
baik eksternal maupun internal. Resiko ini bermacam-macam dilihat dari dampak
ataupun tingkat keseringan terjadinya, misalkan resiko kebakaran tentu berbeda
dengan resiko pencurian dana kas di cash register tentu berbeda dampak dan
frekuensi terjadinya. Penilaian risiko merupakan tindakan yang penting untuk
menentukan pengelolaan risiko.
Aspek-aspek penilaian resiko adalah sebagai beikut:
1. Tujuan
Tujuan entitas dapat bersifat eksplisit atau implisit, biasanya tercermin dalam
misi atau nilai entitas. Lebih spesifik lagi, tujuan terdapat dalam rencana
strategis perusahaan yang merupakan tujuan tingkat entitas. Tujuan ini
kemudian dikaitkan dengan tujuan tingkat aktifitas. Kategori tujuan terdiri dari :
a) Tujuan operasi, memasukkan unsur efektif dan efisien termasuk juga tujuan
kinerja dan tujuan laba dan pengamanan terhadap sumber daya
b) Tujuan pelaporan keuangan, yang menitikberatkan pada penyusunan laporan
keuangan yang andal sesuai dengan standar
c) Tujuan Kepatuhan, yang menitikberatkan pada ketaatan kepada hukum dan
peraturan yang berlaku
2. Identifikasi dan analisa resiko
Identifikasi dan analisa resiko harus bisa mencakup semua resiko yang
signifikan dalam pencapaian tujuan. Proses identifikasi dan analisa resiko
biasanya berulang-ulang dan terintegrasi dalam proses perencanaan.
a. Resiko tingkat entitas
Resiko ini bersumber dari internal dan eksternal perusahaan, entitas harus
bisa mendeteksi resiko semacam ini, berikut resiko-resiko entitas baik internal
maupun eksternal :
b. Resiko tingkat aktifitas
Semua aktifitas yang signifikan harus diidentifikasikan resiko yang mungkin
timbul. Resiko aktifitas sendiri mungkin signifikan atau tidak, relevan atau
tidak. Dalam identifikasi dan analisis resiko penting untuk memperhatikan
dampak yang ditimbulkan resiko dan frekuensi resiko terjadi.
3. Manajemen perubahan
Setiap entitas harus mempunyai sebuah prosedur, baik formal atau informal,
untuk mengidentifikasikan kondisi-kondisi yang menghalangi kemampuan
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Mekanisme ini harus mampu mengantisipasi perubahan yang signifikan untuk dapat menghindari masalah
atau memanfaatkan peluang yang muncul dari perubahan itu.

Pengarang        : Dasaratha V. Rama, Frederick L. Jones
Judul                  : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Edisi 2
Bab 4 Mengenali Risiko dan Pengendalian dalam Proses Bisnis;





Jumat, 07 Oktober 2011

tugas akutansi minggu 1 part 2

2. Laporan keuangan perbankan periode tahun 2010
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – tidak diaudit PERIODE 30 SEPTEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN  UNTUK PERIODE 2009

  1. NERACA KONSOLIDASI
                              ASET                                                                                       Catatan             2010                 2009
Kas                                                                                                                   4                 9.561.794           12.107.272  

Penempatan pada Bank Indonesia                                                               2j,5             41.902.386          12.052.452 

   Penempatan pada Bank lain - setelah dikurangi 
   penyisihan penghapusan masing-masing 
   sebesar Rp196.046 dan Rp202.210 per 
   30 September 2010 dan 2009                                                                     2k,2r,6            19.492.188           20.016.216 

   Surat-surat berharga - setelah dikurangi 
   penyisihan penghapusan masing-masing 
   sebesar Rp388.518 dan Rp661.190 per 
   30 September 2010 dan 2009                                                                      2l,2r,7            43.113.687           64.106.764  


Obligasi pemerintah                                                                                      2l,8               41.767.731           41.510.167 


Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali                2m,9                2.434.467               697.313 

    Tagihan spot dan derivatif - setelah dikurangi penyisihan 
    penghapusan masing-masing sebesar 
    Rp473 dan Rp668 per 30 September 2010 dan 2009
                                                                                             2g,2r,10               46.845                66.103 

Kredit yang diberikan                                                                                 2n,2o,11 
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa                                             2c,3                 1.075.313              653.676 
Pihak ketiga                                                                                                                        137.974.480        112.066.605 
 
Jumlah kredit yang diberikan                                                                                           139.049.793        112.720.281 
Dikurangi: Pendapatan yang diterima dimuka                                                                     (193.722)                  - 

Jumlah kredit yang diberikan - setelah pendapatan yang 
diterima dimuka                                                                                          138.856.071        112.720.281 
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai **)                                  2r,11            (3.608.834)          (4.202.557) 
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai **)                                  2r,11            (3.608.834)          (4.202.557) 

Jumlah kredit yang diberikan - bersih                                                                             135.247.237          108.517.724 
 
   Pembiayaan Syariah - setelah dikurangi penyisihan 
   penghapusan masing-masing sebesar Rp522 
   dan RpNihil per 30 September 2010 dan 2009                                                 2p                  287.449                  - 

   Sewa pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan 
   penghapusan masing-masing sebesar Rp43.291 
   dan Rp45.202 per 30 September 2010 dan 2009                                           2h,2i,2r            2.913.733            1.736.158 

   Tagihan akseptasi - setelah dikurangi penyisihan 
   penghapusan masing-masing sebesar Rp. 421.668
   dan Rp. 105.466 per 30 September 2010 dan 2009                                           2q,2r,12             3.422.765            3.278.569 

  Penyertaan - setelah dikurangi penyisihan 
  penghapusan masing-masing sebesar Rp. 21.804 
  dan Rp. 193.019 per 30 September 2010 dan 2009                                             2r,2s                 28.871               19.067 

  Aset pajak tangguhan - bersih                                                                          2x,17                 831.946            1.109.762 

  Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi 
  penyusutan masing-masing sebesar 
  Rp. 3.277.106 dan Rp. 2.801.377 per 
  30 September 2010 dan 2009                                                                        2h,2t,13,22           3.184.785            2.704.323 

  Aset lain-lain - setelah dikurangi penyisihan 
  penghapusan masing-masing sebesar 
  Rp. 46.674 dan Rp. 37.328 per 
  30 September 2010 dan 2009                                                                           2c,2r,3             5.960.352            5.367.817 

JUMLAH ASET
                                                                                                                       
310.196.236          273.289.707

Minggu, 02 Oktober 2011

sistem informasi akuntansi

LAPORAN KEUANGAN PT. MAJU

LAPORAN LABA/RUGI
- PENDAPATAN BUNGA = Rp. 3.000.000
- PENDAPATAN KOMISI = Rp. 11.000.000 +Rp. 14.000.000

- BIAYA IKLAN = Rp. 1.000.000
- BIAYA LISTRIK = Rp. 2.500.000 +Rp. 3.500.000
PENDAPATAN – BIAYA = Rp. 14.000.000 – Rp. 3.500.000 = Rp. 10.500.000 (LABA)

PERUBAHAN MODAL
- MODAL AWAL Rp. 6.000.000
- LABA Rp. 10.500.000
- PRIVE Rp. 2.000.000 -
- PENAMBAHAN MODAL Rp. 8.500.000 +
- MODAL AKHIR Rp. 14.500.000

NERACA
1. AKTIVA
AKTIVA LANCAR :
- KAS Rp. 6.000.000
- PIUTANG Rp. 2.000.000
- PERLENGKAPAN KANTOR Rp. 3.000.000
- SEWA DIBAYAR DIMUKA Rp. 1.500.000 +
JUMLAH AKTIVA LANCAR Rp. 12.500.000
AKTIVA TETAP :
- PERALATAN KANTOR Rp. 4.000.000
- TANAH Rp. 5.000.000 +
JUMLAH AKTIVA TETAP Rp. 9.000.000 +
JUMLAH SELURUH AKTIVA Rp. 21.500.000

2. PASSIVA
KEWAJIBAN :
- HUTANG GAJI Rp. 2.000.000
- HUTANG USAHA Rp. 5.000.000 +
JUMLAH HUTANG Rp. 7.000.000
MODAL :
- MODAL AKHIR Rp. 14.500.000 +
RP. 21.500.000

LAPORAN KEUANGAN PT. XYZZ

LAPORAN LABA/RUGI :
- PENDAPATAN KOMISI = Rp. 5.700.000
- PENDAPATAN SEWA = Rp. 180.000 +
Rp. 5.880.000

- BIAYA PERLENGKAPAN = Rp. 3.900.000
- BIAYA PEMELIHARAAN = Rp. 80.000
- BIAYA IKLAN = Rp. 395.000
- BIAYA TELEPON = Rp. 50.000 +
Rp. 4.425.000

PENDAPATAN – BIAYA = Rp. 5.880.000 – Rp. 4.425.000 = Rp. 1.455.000 (LABA)
PERUBAHAN MODAL
- MODAL AWAL Rp. 10.000.000
- LABA Rp. 1.445.000
- PRIVE Rp. 0 -
PENAMBAHAN MODAL Rp. 1.445.000 +
MODAL AKHIR Rp. 11.445.000

NERACA
1. AKTIVA
AKTIVA LANCAR :
- KAS Rp. 6.200.000
- PIUTANG DAGANG Rp. 2.240.000
- PERLENGKAPAN KANTOR Rp. 265.000
- BUNGA DIBAYAR DIMUKA Rp. 50.000
- SEWA DIBAYAR DIMUKA Rp. 900.000 +
JUMLAH AKTIVA LANCAR Rp. 9.655.000
AKTIVA TETAP :
- PERALATAN KANTOR Rp. 6.600.000 +
JUMLAH SELURUH AKTIVA Rp. 16.255.000

2. PASSIVA
KEWAJIBAN :
- HUTANG DAGANG Rp. 1.800.000
- HUTANG WESEL Rp. 3.000.000 +
JUMLAH HUTANG Rp. 4.800.000
MODAL :
- MODAL AKHIR Rp. 11.455.000 +
JUMLAH SELURUH PASSIVA Rp. 16.255.000